ASUHAN KEBIDANAN
Ny “M” G4P30003
Uk 39/40 Minggu, Tunggal, Hidup, Intrauterine, Letak Kepala, Inpartu Kala I
Fase Laten, Keadaan Jalan Lahir Baik, KU Ibu dan Janin Baik dengan Anemia
Sedang
Di PUSKESMAS
JAGIR
Jln Bendul
Merisi No 1 Surabaya
OLEH :
ANANDA DITA
MURIAWATI
REGULER/P27824108005
KEMENTERIAN KESEHATAN
RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS
SUTOMO SURABAYA
2011
LEMBAR
PENGESAHAN
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Mahasiswa
diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu
Inpartu dengan Anemia Sedang
1.2.2 Tujuan
Khusus
1.
Mahasiswa
mengerti mengenai pengertian Anemia
2.
Mahasiswa
mengerti mengenai patofisiologi Anemia
3.
Mahasiswa
mampu membuat konsep dasar asuhan kebidanan pada Ibu Inpartu
dengan Anemia Sedang
4.
Mahasiswa
mampu membuat pengkajian data subjektif pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
5.
Mahasiswa
mampu membuat pengkajian data subjektif pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
6.
Mahasiswa
mampu membuat diagnosa/assesment pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
7.
Mahasiswa
mampu mengembangkan rencana/intervensi
1.3 Manfaat
1.3.1
Manfaat Bagi Penulis
Penulis
mendapatkan pengetahuan tentang penulisan laporan dan pengetahuan tentang
asuhan kebidanan pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
1.3.2
Manfaat Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang baik
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau
hitung eristrosit lebih rendah dari harga normal (Arif Mansjoer, 2001)
Anemia
adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12
gr% (Winkjosastro, 2002).
Anemia
adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.
Anemia
adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada
sel darah merah (Hematokrit per 100 ml darah).
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11g/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2
(Sarwono Prawirohardjo,
1998)
Sedangkan
anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifuddin, 2002).
2.2 Etiologi
Menurut Rustam Mochtar, 1998, penyebab anemia secara umum antara lain ;
1.
Diet
yang tidak mencukupi
2.
Kurang
gizi (mal nutrisi)
3.
Absorpsi
yang menurun
4.
Penyakit-penyakit
kronik seperti TBC, paru, cacing usus,
5.
Kerusakan
pada sumsum tulang atau ginjal.
6.
Kekurangan
zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat
7.
Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
8.
Perdarahan
kronik
9.
Penghancuran
sel darah merah
10.
Pertambahan darah tidak sebanding dengan
pertambahan plasma
11.
Hipervolemia, menyebabkan terjadinya
pengenceran darah.
12.
Kehilangan
darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
13.
Penyakit
darah yang bersifat genetik : hemofilia. Thalasemia
14.
Parasit
dan penyakit lain yang merusak darah : malaria
15.
Terlalu
sering menjadi donor darah
16.
Gangguan
penyerapan nutrisi (malabsorbsi)
17.
Infeksi
HIV
18.
Kbutuhan
yang meningkat pada kehamilan, laktasi
19.
Penyimpanan
zat besi yang kurang.
2.3
Tanda dan Gejala
Untuk mengenali
adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala-gejala seperti : keluhan
letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala khas yang
menyertai anemia. Selain gejala-gejala tersebut biasanya juga akan muncul
keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka-bibir-kelopak mata tampak
pucat, telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek, kehilangan selera makan
serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terserang penyakit. Jika
anemia bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Pada
hamil muda sering terjadi mual muntah yang lebih hebat.
Gejala anemia
pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual
muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan
sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar
limpa.
Menurut Sulaiman Sastrawinata, tanda dan gejala anemia
pada ibu hamil yaitu :
1.
Berat
badan yang tidak meningkat dengan baik
2.
Keluhan
letih, lemah, lesu yang berkepanjangan
3.
Pusing , sulit konsentrasi, muka, bibir,
kelopak mata tampak pucat
4.
Telapak
tangan tidak merah, nafas terasa pendek
5.
Kehilangan
selera makan, Hb < 11 gr %.
2.4 Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia.
Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin
19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10
minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu
(Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk
membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Perubahan
hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi
yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi
pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang
aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron.
2.5
Klsifikasi Anemia dalam Kehamilan
2.5.1
Anemia Defisiensi Besi
Anemia
defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi
tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang. Anemia
defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi,
serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. Anemia pada akhirnya
menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala
yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada anemia jenis lain,
seperti Atrofi papil lidah, Glositis, Keilosis, Koilonikia, Nilai Hb berkurang
disbanding hitung sel darah merah, Hipokromik, Pica, Pemeriksaan labor:Hb
rendah dibandingkan Ht dan hitung sel darah merah,kadar besi, Serum
rendah,angka sel darah putih biasanya normal dan angka trombosit berbeda-beda.
2.5.2
Anemia
Hemolitik
Anemia
Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah
merah. Gejala dari anemia hemolitik mirip dengan anemia yang lainnya.
Kadang-kadang hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat, menyebabkan krisis
hemolitik, yang ditandai dengan:
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri
punggung dan nyeri lambung
4. Perasaan
melayang
5. Penurunan
tekanan darah yang berarti.
Penyebab
Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor
intrinsik & faktor ekstrinsik.Faktor Intrinsik :Yaitu kelainan yang terjadi
pada sel eritrosit. Faktor Ekstrinsik Yaitu
kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.
2.5.3
Anemia Sickle Cell
Anemia
sel sabit adalah sejenis anemia kongenital dimana sel darah merah berbentuk
menyerupai sabit, karena adanya hemoglobin abnormal.(Noer Sjaifullah,1999). Penyebab anemia sel sabit adalah gen dominan dan
resesif anemia sel sabit, penyakit autosomal, infeksi, disfungsi jantung, disfungsi paru, anastesi umum, menyelam.
Penderita selalu mengalami berbagai tingkat anemia dan
sakit kuning (jaundice) yang ringan, tetapi mereka hanya memiliki
sedikit gejala lainnya. Berbagai hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah
oksigen dalam darah, (misalnya olah raga berat, mendaki gunung, terbang di
ketinggian tanpa oksigen yang cukup atau penyakit) bisa menyebabkan terjadinya krisis sel sabit, yang ditandai dengan semakin memburuknya anemia secara tiba-tiba
nyeri (seringkali dirasakan di perut atau tulang-tulang panjang) dan demam,
kadang sesak nafas.
2.5.4 Anemia
Megaloblastik
Anemia
karena kekurangan asam folat adalah suatu anemia megaloblastik yang disebabkan
kekurangan asam folat. Penyebab kekurangan asam folat terjadi pada:
1.
Kekurangan asam folat lebih sering
terjadi dunia Barat dibandingkan dengan kekurangan vitamin B12,
2. Penderita
penyakit usus halus tertentu, terutama penyakit Crohn dan sprue
3. Obat
anti-kejang tertentu dan pil KB
4. Wanita
hamil dan wanita menyusui, serta penderita penyakit ginjal yang menjalani
hemodialisa, karena kebutuhan akan asam folat meningkat
5. Peminum
alkohol
Gejala
anemia megaloblastik seperti Orang yang mengalami kekurangan asam folat akan
menderita anemia. Bayi, tetapi bukan orang dewasa, bisa memiliki kelainan
neurologis. Kekurangan asam folat pada wanita hamil bisa menyebabkan terjadinya
cacat tulang belakang (korda spinalis) dan kelainan bentuk lainnya pada janin.
2.5.5 Anemia
Aplastik
Anemia
aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia pada darah tepi
dan penurunan selularitas sumsum tulang. Klasifikasi dari anemia aplastik:
1. Aplasia yang mengenai sistem eritropoetik
2.
Aplasia
yang mengenai fratnulopoetik yang disebut agranulositosis
3.
Aplasia
yang mengenai sistem trombopoetik yang disebuat amegakariostatik
trombositopenik purpura (itp)
Secara
etiologik penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu:
1. Faktor kongenital / anemia aplastik yang diturunkan:
sindroma fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti
mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan sebagainya.
2. Faktor didapat, sebagian anemia aplastik didapat bersifat
idiopatik sebagian lanilla dihubungkan dengan : Radiasi, zat kimia,
obat-obatan, infeksi, penyakit immunologis, Paroxysmal Nocturnal
Hemoglobinuria, gangguan konstitusi.
2.5.6 Anemia
Pasca Perdarahan (Post Hemorrhagic)
Anemia
karena perdarahan hebat adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
Perdarahan
hebat merupakan penyebab tersering dari anemia. Jika kehilangan darah, tubuh
dengan segera menarik cairan dari jaringan diluar pembuluh darah sebagai usaha
untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terisi. Akibatnya darah menjadi lebih
encer dan persentase sel darah merah berkurang.Tetapi pada awalnya anemia bisa
sangat berat, terutama jika timbul dengan segera karena kehilangan darah yang
tiba-tiba, seperti yang terjadi pada:
1. Kecelakaan
2. Pembedahan
3. Persalinan
4. Pecahnya
pembuluh darah.
Gejala
hilangnya sejumlah besar darah secara mendadak dapat menyebabkan 2 masalah:
1. Tekanan
darah menurun karena jumlah cairan di dalam pembuluh darah berkurang
2. Pasokan
oksigen tubuh menurun karena jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen
berkurang.
Kedua
masalah tersebut bisa menyebabkan serangan jantung, stroke atau kematian.
Anemia yang disebabkan oleh perdarahan bisa bersifat ringan sampai berat, dan
gejalanya bervariasi.
2.5.7 Anemia
Pernisiosa
Anemia
Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia
megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Penyebab anemia
pernisiosa adalah Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin)
menyebabkan anemia pernisiosa.
Supaya
dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu
protein yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium,
menembus dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik,
vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja. Pada anemia
pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin
B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin
dikonsumsi dalam makanan sehari-hari. Tetapi karena hati menyimpan sejumla
besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak akan muncul sampai sekitar 2-4
tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12. Selain karena kekurangan
faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12 adalah:
1.
Pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus
halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12
2. Penyakit
tertentu (misalnya penyakit Crohn)
3. Pengangkatan
lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
4. Vegetarian.
Gejala pada anemia pernisiosa, Selain
mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
1.
Kesemutan di tangan dan kaki
2. Hilangnya
rasa di tungkai, kaki dan tangan
3. Pergerakan
yang kaku
4. Buta
warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
5. Luka
terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
6. Penurunan
berat badan
7. Warna
kulit menjadi lebih gelap
8. Linglung
9. Depresi
10. Penurunan
fungsi intelektual.
2.6 Pengaruh
Anemia Pada Kehamilan dan Janin
Menurut Rustam Mochtar, anemia sangat
berpengaruh terhadap
kehamilan dan janin:
2.6.1 Bahaya selama kehamilan
1.
Dapat
terjadi abortus
2.
Persalinan
prematuritas
3.
Hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim
4.
Mudah
terjadi infeksi
5.
Ancaman
dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)
6.
Molahidatidosa
7.
Hiperemisis
gravidarum
8.
Perdarahan
anteparum
9.
Ketuban
pecah dini.
2.6.2
Bahaya
selama persalinan
1.
Gangguan
his, kekuatan waktu mengejan
2.
Kala
pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat terjadi partus terlantar
3.
Kala
dua berlangsung lama, sehingga dapat melelahkan
4.
Kala
uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia
uteri
5.
Kala
empat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
2.6.3
Bahaya
pada saat nifas
1.
Terjadi
sub involusi uteri meliputi perdarahan post partum
2.
Memudahkan
infeksi puerperium
3.
Pengeluaran
ASI berkurang
4.
Terjadi
dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
5.
Anemia
kala nifas
6.
Mudah
terjadi infeksi mamae
2.6.4
Pengaruh
anemia terhadap janin
Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar
untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya, sekalipun tampaknya
janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan
mengurangi kemampuan metebolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Bahaya anemia terhadap janin :
1.
Abortus
2.
Terjadi
kematian intrauterin
3.
Persalinan
prematuritas tinggi
4.
BBLR
5.
Kelahiran
dengan anemia
6.
Dapat
terjadi kelainan
7.
Bayi
mudah mendapatkan infeksi sampai kematian perinatal
8.
Intelegensia
rendah
2.7
Diagnosis
Anemia pada Kehamilan
Menurut Arif Mansjoer, untuk menegakkan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat
dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah,
sering pusing mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan tersebut dapat digunakan alat sahli. Klasifikasi
Derajat Anemia Menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A
S, (2008) :
1.
Normal, bila Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
2.
Ringan, bila Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3.
Sedang, bila Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
4.
Berat, bila Hb < 6,00 gr%
2.8
Pengobatan
Anemia dalam Kehamilan
Pengobatan anemia dalam kehamilan dapat dilakukan melalui
pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan
tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit, pengobatan infeksi untuk
cacing relatif mudah dan murah,. Pemerintah
telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat. Contoh
preparat besi lainnya arralat , beosanbe, iberet, vitonal dan hemaviton. Semua
preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas, mengonsumsi suplemen penambah zat
besi juga bisa membantu mencegah dan mengatasi anemia. Tetapi sebaiknya tidak
bergantung pada obat atau suplemen tambah darah saja, yang paling penting
adalah menjaga pola makan yang baik dengan mengonsumsi bahan makanan yang kaya
asam folat dan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah yang
dapat diperoleh dari daging, sayuran hijau dan susu.
2.9 Pencegahan Anemia
Anemia dapat
dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis,
kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang
terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran
atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa
dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan
zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka
setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan
anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak
antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.
BAB 3
KONSEP DASAR
ASUHAN
3.1 Data
Subjektif
3.1.1
Biodata
Nama : Berisi nama klien untuk memudahkan kita dalam
berkomunikasi dengan pasien dan pada ibu hamil nama suami juga perlu ditanyakan
Umur : Untuk mengetahui apakah usia ibu termasuk dalam
kelompok beresiko tinggi atau tidak. Usia reproduksi yang baik antara 20-35
tahun
Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pekerjaan
ibu pada kehamilannya
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu
berkaitan dengan bagaimana cara kita memberi asuhan
Agama : Untuk mengetahui kebiasaan ibu berkaitan dengan
agama yang dianut
Suku/Bangsa :
Untuk mengetahui apa saja kebiasaan ibu saat hamil berkaitan dengan sosial
budayanya
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan
bagaimana lingkungan sekitar
3.1.2
Keluhan
Utama
Berisi
tentang keluhan
yang dirasakan ibu, biasanya pada ibu anemia yang dirasakan yaitu, lemah,
letih, loyo, cepat lelah, cepat ngantuk.
3.1.3
Riwayat
Menstruasi
HPHT : Hari Pertama Hid Terakhir. Digunakan untuk
menentukan usia kehamilan
Menarche : Kapan pertama kali ibu mendapat menstruasi.
Biasanya antara usia 12-14 tahun
Siklus : Biasanya antara 28-35 hari
Lama : 7
hari
Teratur/tidak
Warna Darah : Merah encer
Dysmenorrhea :
Nyeri pada saat haid
Fluor Albus :
Keputihan
Bau :
Normalnya tidak berbau
Warna :
Biasanya putih kental
Gatal/tidak
3.1.4
Riwayat
Obstetri
Berisi riwayat kehamiln ibu yang lalu. Berisi: jumlah anak,
jenis kelamin, penolong persalinan, jenis persalinan, berat badan, anak saat
lahir dan umur anak sekarang
3.1.5
Riwayat
Kehamilan ini
Berisi tentang keluhan
yang dirasakan ibu mulai dari Trimester I, II, III, gerakan janin pertama kali
dirasakan usia kehamilan keberapa dan kapan gerakan anak terakhir kali
dirasakan.
3.1.6
Riwayat
Penyakit
1.
Riwayat Penyakit Ibu
Meliputi riwayat penyakit ibu apakah ibu pernah menderita penyakit DM, Hepatitis, Jantung,
Hipertensi
2.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Meliputi riwayat penyakit keluarga apakah pernah menderita
penyakit DM, Hepatitis, Jantung, Hipertensi dan apakah ada riwayat gemeli
3.
Riwayat
PsikoSosial
Mengkaji tentang keadaan psikis klien saat ini, hubungan klien dengan
keluarga atau tetangga, bagaimana kehamilannya saat ini diharapkan atau tidak.
Jika kehamilan diharapkan jenis kelamin yang diinginkan laki-laki atau
perempuan. Tanyakan pula pernikahan yang sekarang pernikahan keberapa.
4.
Pola
Nutrisi
Hal
yang perlu dikaji adalah kapan terakhir kali ibu makan dan minum.
Hal ini perlu ditanyakan karena makanan dan minuman
merupakan satu faktor penting yang dibutuhkan saat persalinan
5.
Pola
Eliminasi
Hal
yang perlu dikaji adalah kapan terakhir kali ibu BAK dan BAB. Hal ini perlu ditanyakan karena apabila
kandung kemih penuh dapat menghambat proses penurunan kepala bayi
6.
Pola
Istirahat
Hal
yang perlu dikaji adalah kapan terakhir kali ibu istirahat. Istirahat sangat dibutuhkan ibu dalam menghadapi
persalinan, agar kuat saat persalinan nanti.
3.2 Data Objektif
Keadaan
Umum : Menilai keadaan umum ibu lemah
atau tidak
Kesadaran : Umumnya baik
TTV : S : Suhu normal yaitu 36,5oC -
37,5oC. Jika lebih dari 38oC maka kemungkinan infeksi.
TD :
Tekanan darah normal ibu hamil 110/70 mmHg – 120/80 mmHg. Dikatakan tinggi bila
lebih dari 140/90 mmHg. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre eklampsi dan
eklampsi jika tidak ditangani dengan cepat
N : Dalam
keadaan santai, denyut nadi normal sekitar 60-80 x/menit
BB : Penambahan berat badan ibu dari awal sampai akhir
kehamilan adalah 6,5-16,5 kg
Lila : Diperiksa pada tangan sebelah kiri, normalnya
23,5 cm. Jika kurang dari 23,5 cm merupakan indikator status gizi kurang
TB : Normalnya >145 cm, jika >145 beresiko
tinggi
1.
Inspeksi
Wajah : Tampak Chloasma gravidarum (kadang ada atau
tidak) dan kelembaban/oedem. Pada ibu yang mengalami anemia,
biasanya wajahnya pucat
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva pucat yang
menandakan anemia, sklera normal berwarna putih (bila
kuning menandakan ibu menderita hepatitis, bila merah kemungkinan ada
konjungtivitis), kelopak mata normal/tidak bengkak (jika bengkak kemungkinan
adanya pre eklampsia)
Mulut : Adakah sariawan, bagaimana kebersihannya.
Biasanya mukosa bibir kering pada ibu dengan anemia
Gigi dan Lidah : Adakah
caries atau keropos menandakan ibu kekuragan kalsium. Adanya kerusakan gigi
dapat menjadi sumber infeksi
Leher : Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan pembesaran kelenjar lymfe dan bendungan vena jugularis
Payudara : Normalnya
simetris, bersih, hyperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol, vena
membayang, bekas operasi, kelenjar montgomery menonjol, kolostrum sudah
keluar/belum
Perut : Normal terdapat linea nigra, striae livide dan
terdapat pembesaran abdomen ke depan. Pigmentasi dinding abdomen, bekas luka
operasi, bekas Sectio Caesaria atau bekas operasi lainnya (Manuaba, 2007)
Vulva : Normal tidak ada varises, oedem, condiloma
lata dan condiloma aquaminata dan infeksi kelenjar bartholini. Pengeluaran
fluor albus juga diperhatikan
Anus : Normalnya tidak ada hemorhoid
Tungkai : Normal simetris dan tidak ada oedem.
2.
Palpasi
Leher : Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar lymfe,
pembesaran kelenjar thyroid, bendungan vena jugularis
Dada : Untuk mengetahui pada payudara ada massa atau
tidak, kolostrum sudah keluar atau belum
Abdomen :
Leopold I :
Menentukan tinggi fundus uteri, menentukan bagian yang terdapat pada fundus.
Leopold II : Menentukan letak punggung dan bagian kecil
janin
Leopold III :
Menentukan bagian yang terdapat pada bagian bawah uterus dan apakah masih dapat digerakkan.
Leopod IV : Menentukan
seberapa dalam bagian terendah yang telah masuk PAP
HIS : perlu dihitung berapa kali HIS
yang dialami dalam waktu 10 menit. HIS yang teratur serta lama dapat menunjukkan
tanda-tanda inpartu
3.
Auskultasi
DJJ normal: 120-152 x/menit.
4.
Pemeriksaan Khusus
VT dilakukan untuk mengetahui kemajuan persalinan
5.
Pemeriksaan
Penunjang
Pada ibu dengan anemia,
saat dilakukan tes laboratorium atau dengan menggunakan Hb Sahli, didapatkan
hasil sebagai salah satu dibawah ini:
Ringan, bila Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
Sedang, bila Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
Berat, bila Hb < 6,00 gr%
3.3 Assasement
3.3.1 Diagnosa
Aktual
GPAPIAH uk...minggu,
tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterine/ekstrauterine, letak kepala/lintang/bokong,
kesan/keadaan jalan lahir baik/tidak, KU ibu dan janin baik/tidak, inpartu kala
I fase laten/aktif dengan anemia.
3.3.2 Masalah
Sesuai dengan kondisi
ibu yang menyangkut keadaan biopsikososio, kultural, spiritual
3.3.3 Diagnosa
Potensial
1. Infeksi
2.
Gangguan
his, kekuatan waktu mengejan
3.
Kala 1 lama
4.
Kala
2
lama
5.
Retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri
3.3.4 Kebutuhan
Tindakan Segera
1. Kolaborasi
2. Rujukan
3.4 Planning
1. Menjelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu
R/
dengan informasi yg jelas dapat memudahkan pemberian asuhan
2. Memberitahu
ibu bahwa kondisinya saat ini sangat membahayakan bagi ibu dan janin
R/
dengan mengerti kondisi yang dialaminya dan mengerti resiko yang akan diderita,
dapat memudahkan penatalaksanaan selanjutnya
3. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis dengan
cara menganjurkan salah satu anggota keluarga terutama suami untuk menemani ibu
selama proses persalinan
R/
dukungan psikologis dari keluarga atau suami dapat memperbaiki psikis ibu,
sehingga dapat mempercepat proses persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk menarik
nafas panjang kemudian dihembuskan pelan-pelan bila kenceng-kenceng timbul
R/
nafas panjang dan dalam dapat mengurangi nyeri yang dirasakan ibu
5. Menganjurkan ibu untuk BAK bila terasa
ingin BAK
R/
kandung kemih penuh dapat menghambat majunya persalinan
6. Kolaborasi dengan dokter Obsgyn
untuk tindakan selanjutnya
R/
melakukan kolaborasi untuk menghindari pelanggaran wilayah kewenangan bidan
BAB 4
TINJAUAN KASUS
4.1 Data
Subjektif
MKB Tanggal :
19-04-2011 Jam : 16.00 WIB
Oleh : Ananda Dita
M. No Register : 517/11
Tanggal Pengkajian : 19-04-2011, 16.00 WIB
Tempat :
Puskesmas Jagir
4.1.1
Identitas
Nama Ibu : Ny. M
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Gunungsari I/64,
Surabaya
Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Gunungsari I/64,
Surabaya
4.1.2
Keluhan
Utama
Ibu mengatakan
kenceng-kenceng sejak jam 12.00 (19 April 2011) dan sudah keluar lendir darah.
Ibu mengatakan tidak pusing tapi agak lemas saja
4.1.3
Riwayat
Menstruasi
Menarche : 12 thn
Siklus : 28 hari
Lama : 7
hari
Teratur/tidak : teratur
Warna Darah : Merah encer
Dysmenorrhea : tidak
HPHT : 19-07-2010
Fluor
Albus : tidak
4.1.4
Riwayat
Obstetri
4.1.5
Riwayat
Kehamilan Sekarang
Klien mengatakan bahwa
kehamilan ini adalah kehamilan yang ke 4 dengan usia kehamilan 9 bulan, dengan
keluhan pada :
Trimester
I : mual, muntah, pusing
Trimester
II : pusing
Trimester
III : nyeri pinggang
Riwayat ANC
Tempat : Puskesmas Jagir
Sebanyak : 5 kali
Pergerakan anak
terakhir dirasakan jam 15.55 WIB tanggal 19-04-2011
4.1.6
Riwayat
Penyakit
1.
Riwayat Penyakit Ibu
Ibu mengatakan tidak
punya penyakit DM, Hipertensi, Hepatitis, Jantung, TBC, Asma
2.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga
tidak ada yang punya penyakit DM, Hipertensi, Hepatitis, Jantung, TBC, Asma dan
tidak ada riwayat gemeli
3.
Pola
Nutrisi
Makan terakhir : tanggal 19-04-2011, jam 12.00 WIB
Berupa : nasi, lauk, sayur
Minum terakhir : tanggal 19-04-2011, jam 15.40 WIB
Berupa : air putih
4.
Pola
Eliminasi
BAK terakhir : tanggal 19-04-2011, jam 15.50 WIB
BAB terakhir : tanggal 19-04-2011, jam 11.00 WIB
5.
Pola
Istirahat
Istirahat terakhir
tanggal 19-04-2011, jam 09.00 WIB
Selama 1 jam
Selama HIS bisa
istirahat atau tidak : tidak
6. Pola
Kebiasaan Selama Hamil
Merokok : tidak
Alkohol : tidak
Narkoba : tidak
Obat-obatan : tidak
Jamu-jamuan : tidak
Binatang peliharaan : tidak
7. Riwayat
Sosial Budaya
Kehamilan ini
diinginkan/tidak : diinginkan
Kebiasaan keluarga jika
menghadapi persalinan : keluarga berdoa
pada Tuhan YME agar diberi kemudahan
4.2 Data Objektif
4.2.1 Pemeriksaan
Umum
Kesadaran : compos
mentis
Tensi : 110/70 mmHg BB : 64 kg
Nadi : 80 x/menit TB : 156 cm
RR : 20 x/menit Lila : 26,5 cm
Suhu : 36,9 oC
4.2.2 Pemeriksaan
1.
Inspeksi
Muka : Oedem : tidak Pucat : ya
Mata : Konjungtiva : pucat Sklera : putih
Mulut : Mukosa bibir : kering Stomatitis : tidak
Karies gigi :
tidak
Leher : Bendungan vena jugularis : tidak
Pembesaran kelenjar lymfe : tidak
Pembesaran kelenjar tyroid :
tidak
Dada : simetris
Payudara : bersih, Areola mammae :
ada hiperpigmentasi
Puting susu : menonjol
Perut : Striae : albican Linea : nigra
Bekas Op/SC :
tidak
Genetalia : Vulva Dan Vagina : tidak oedem,
tidak ada condyloma lata
Keluaran :
lendir darah
Anus : Hemorhoid : tidak
Ekstremitas : Ekstremitas atas : tidak oedem
Ekstremitas bawah : tidak oedem
dan tidak varises
2.
Palpasi
Leher :
Bendungan vena jugularis : tidak
Pembesaran kelenjar lymfe : tidak
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak
Payudara : Massa : tidak ada
Colostrum :
sudah keluar
Abdomen : TFU : 31 cm
Leopold I : pada fundus teraba bulat,
lunak, tidak lenting
Leopold
II : pada perut sebelah kanan
teraba bagian keras memanjang seperti papan, pada perut sebelah kiri teraba
bagian-bagian kecil
Leopold
III : pada bagian terbawah
teraba bagian bulat, keras, tidak dapat digoyangkan. Sudah masuk PAP
Leopod IV : divergen
Palpasi
WHO : 3/5
HIS : 2x30”
3.
Auskultasi
DJJ :
11-12-11 (136 x/mnt).
Terdengar jelas
di : punctum proximum kanan
4. Perkusi
Reflek Patella : +/+
5.
Pemeriksaan Khusus
VT tanggal 19-04-2011
jam 16.15 WIB oleh bidan, Ø 3 cm, eff 50 %, konsistensi lunak, ketuban utuh,
presentasi kepala, denominator UUK, Hodge I+, Moulage O
6.
Pemeriksaan
Penunjang
Darah : Hb :
7,2 gr %
4.3 Assasement
1. Diagnosa
Aktual
G4P30003
uk 39/40 minggu, tunggal, hidup, intrauterine, letak kepala, inpartu kala I
fase laten, keadaan jalan lahir baik, KU ibu dan janin baik dengan anemia
sedang
2. Masalah
Ibu khawatir dengan
kondisinya
4.4 Planning
16.15 Menjelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu
E/
ibu mengerti tentang kondisi yang dialaminya
16.20 Memberitahu ibu bahwa kondisinya saat ini
sangat membahayakan bagi ibu dan janin
E/
ibu dapat menjelaskan kembali mengenai resiko-resiko yang mungkin akan terjadi
pada persalinannya
16.25 Melibatkan keluarga dan suami dalam memberikan dukungan psikologis
E/
ibu sudah ditunggui suaminya
16.30 Menganjurkan
ibu untuk menarik nafas panjang kemudian dihembuskan pelan-pelan bila
kenceng-kenceng timbul
E/
ibu bersedia menenangkan diri dengan menarik nafas panjang saat ada kontraksi
16.45 Kolaborasi
dengan dokter Obsgyn untuk tindakan selanjutnya
E/
advis dokter : lakukan rujukan
Informed consent keluarga terlebih dahulu
Pro infus bila ibu merasa lemah
17.05 Menjelaskan
pada keluarga kondisi yang dialami ibu dan memberikan keluarga informed consent
untuk tindakan rujukan
E/
keluarga mengerti kondisi ibu dan bersedia menandatangani informed consent
17.30 Melakukan
rujukan dengan BAKSOKU
E/
ibu sudah dirujuk ke RSUD Dr Soetomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar