Selasa, 16 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN ANEMIA



ASUHAN KEBIDANAN
Ny “M” G4P30003 Uk 39/40 Minggu, Tunggal, Hidup, Intrauterine, Letak Kepala, Inpartu Kala I Fase Laten, Keadaan Jalan Lahir Baik, KU Ibu dan Janin Baik dengan Anemia Sedang
Di PUSKESMAS JAGIR
Jln Bendul Merisi No 1 Surabaya




OLEH :
ANANDA DITA MURIAWATI
REGULER/P27824108005


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO SURABAYA
2011
LEMBAR PENGESAHAN


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

1.2  Tujuan
1.2.1   Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
1.2.2   Tujuan Khusus
1.        Mahasiswa mengerti mengenai pengertian Anemia
2.        Mahasiswa mengerti mengenai patofisiologi Anemia
3.        Mahasiswa mampu membuat konsep dasar asuhan kebidanan pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
4.        Mahasiswa mampu membuat pengkajian data subjektif pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
5.        Mahasiswa mampu membuat pengkajian data subjektif pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
6.        Mahasiswa mampu membuat diagnosa/assesment pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
7.        Mahasiswa mampu mengembangkan rencana/intervensi
1.3  Manfaat
1.3.1        Manfaat Bagi Penulis
Penulis mendapatkan pengetahuan tentang penulisan laporan dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada Ibu Inpartu dengan Anemia Sedang
1.3.2        Manfaat Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang baik
 

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau hitung eristrosit lebih rendah dari harga normal (Arif Mansjoer, 2001)
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan volume pada sel darah merah (Hematokrit per 100 ml darah).
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2 (Sarwono Prawirohardjo, 1998)
Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).

2.2    Etiologi
Menurut Rustam Mochtar, 1998, penyebab anemia secara umum antara lain ;
1.        Diet yang tidak mencukupi
2.        Kurang gizi (mal nutrisi)
3.        Absorpsi yang menurun
4.        Penyakit-penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus,
5.        Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal.
6.        Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat
7.        Kerusakan  pada sumsum tulang atau ginjal
8.        Perdarahan kronik
9.        Penghancuran sel darah merah
10.    Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
11.    Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
12.    Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
13.    Penyakit darah yang bersifat genetik : hemofilia. Thalasemia
14.    Parasit dan penyakit lain yang merusak darah : malaria
15.    Terlalu sering menjadi donor darah
16.    Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorbsi)
17.    Infeksi HIV
18.    Kbutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi
19.    Penyimpanan zat besi yang kurang.

2.3    Tanda dan Gejala
Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala-gejala seperti : keluhan letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala khas yang menyertai anemia. Selain gejala-gejala tersebut biasanya juga akan muncul keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka-bibir-kelopak mata tampak pucat, telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek, kehilangan selera makan serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terserang penyakit. Jika anemia bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Pada hamil muda sering terjadi mual muntah yang lebih hebat.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
Menurut Sulaiman Sastrawinata, tanda dan gejala anemia pada ibu hamil yaitu :
1.                  Berat badan yang tidak meningkat dengan baik
2.                  Keluhan letih, lemah, lesu yang berkepanjangan
3.                   Pusing , sulit konsentrasi, muka, bibir, kelopak mata tampak pucat
4.                  Telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek
5.                  Kehilangan selera makan, Hb < 11 gr %.

2.4    Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia.  Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.  Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.  Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002).  Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

2.5    Klsifikasi Anemia dalam Kehamilan
2.5.1   Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang. Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada anemia jenis lain, seperti Atrofi papil lidah, Glositis, Keilosis, Koilonikia, Nilai Hb berkurang disbanding hitung sel darah merah, Hipokromik, Pica, Pemeriksaan labor:Hb rendah dibandingkan Ht dan hitung sel darah merah,kadar besi, Serum rendah,angka sel darah putih biasanya normal dan angka trombosit berbeda-beda.

2.5.2   Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah. Gejala dari anemia hemolitik mirip dengan anemia yang lainnya. Kadang-kadang hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat, menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai dengan:
1.    Demam
2.    Menggigil
3.    Nyeri punggung dan nyeri lambung
4.    Perasaan melayang
5.    Penurunan tekanan darah yang berarti.
Penyebab Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor intrinsik & faktor ekstrinsik.Faktor Intrinsik :Yaitu kelainan yang terjadi pada sel eritrosit. Faktor Ekstrinsik Yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.

2.5.3   Anemia Sickle Cell
Anemia sel sabit adalah sejenis anemia kongenital dimana sel darah merah berbentuk menyerupai sabit, karena adanya hemoglobin abnormal.(Noer Sjaifullah,1999). Penyebab anemia sel sabit adalah gen dominan dan resesif anemia sel sabit, penyakit autosomal, infeksi, disfungsi jantung, disfungsi paru, anastesi umum, menyelam.
Penderita selalu mengalami berbagai tingkat anemia dan sakit kuning (jaundice) yang ringan, tetapi mereka hanya memiliki sedikit gejala lainnya. Berbagai hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen dalam darah, (misalnya olah raga berat, mendaki gunung, terbang di ketinggian tanpa oksigen yang cukup atau penyakit) bisa menyebabkan terjadinya krisis sel sabit, yang ditandai dengan semakin memburuknya anemia secara tiba-tiba nyeri (seringkali dirasakan di perut atau tulang-tulang panjang) dan demam, kadang sesak nafas.

2.5.4   Anemia Megaloblastik
Anemia karena kekurangan asam folat adalah suatu anemia megaloblastik yang disebabkan kekurangan asam folat. Penyebab kekurangan asam folat terjadi pada:
1.    Kekurangan asam folat lebih sering terjadi dunia Barat dibandingkan dengan kekurangan vitamin B12,
2.    Penderita penyakit usus halus tertentu, terutama penyakit Crohn dan sprue
3.    Obat anti-kejang tertentu dan pil KB
4.    Wanita hamil dan wanita menyusui, serta penderita penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa, karena kebutuhan akan asam folat meningkat
5.    Peminum alkohol
Gejala anemia megaloblastik seperti Orang yang mengalami kekurangan asam folat akan menderita anemia. Bayi, tetapi bukan orang dewasa, bisa memiliki kelainan neurologis. Kekurangan asam folat pada wanita hamil bisa menyebabkan terjadinya cacat tulang belakang (korda spinalis) dan kelainan bentuk lainnya pada janin.

2.5.5   Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum tulang. Klasifikasi dari anemia aplastik:
1.    Aplasia yang mengenai sistem eritropoetik
2.    Aplasia yang mengenai fratnulopoetik yang disebut agranulositosis
3.    Aplasia yang mengenai sistem trombopoetik yang disebuat amegakariostatik trombositopenik purpura (itp)
Secara etiologik penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu:
1.      Faktor kongenital / anemia aplastik yang diturunkan: sindroma fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan sebagainya.
2.      Faktor didapat, sebagian anemia aplastik didapat bersifat idiopatik sebagian lanilla dihubungkan dengan : Radiasi, zat kimia, obat-obatan, infeksi, penyakit immunologis, Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria, gangguan konstitusi.

2.5.6   Anemia Pasca Perdarahan (Post Hemorrhagic)
Anemia karena perdarahan hebat adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
Perdarahan hebat merupakan penyebab tersering dari anemia. Jika kehilangan darah, tubuh dengan segera menarik cairan dari jaringan diluar pembuluh darah sebagai usaha untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terisi. Akibatnya darah menjadi lebih encer dan persentase sel darah merah berkurang.Tetapi pada awalnya anemia bisa sangat berat, terutama jika timbul dengan segera karena kehilangan darah yang tiba-tiba, seperti yang terjadi pada:
1.      Kecelakaan
2.      Pembedahan
3.      Persalinan
4.      Pecahnya pembuluh darah.
Gejala hilangnya sejumlah besar darah secara mendadak dapat menyebabkan 2 masalah:
1.      Tekanan darah menurun karena jumlah cairan di dalam pembuluh darah berkurang
2.      Pasokan oksigen tubuh menurun karena jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen berkurang.
Kedua masalah tersebut bisa menyebabkan serangan jantung, stroke atau kematian. Anemia yang disebabkan oleh perdarahan bisa bersifat ringan sampai berat, dan gejalanya bervariasi.

2.5.7   Anemia Pernisiosa
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Penyebab anemia pernisiosa adalah Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia pernisiosa.
Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja. Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam makanan sehari-hari. Tetapi karena hati menyimpan sejumla besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak akan muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12. Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12 adalah:
1.      Pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12
2.      Penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)
3.      Pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
4.      Vegetarian.
Gejala pada anemia pernisiosa, Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
1.      Kesemutan di tangan dan kaki
2.      Hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
3.      Pergerakan yang kaku
4.      Buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
5.      Luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
6.      Penurunan berat badan
7.      Warna kulit menjadi lebih gelap
8.      Linglung
9.      Depresi
10.  Penurunan fungsi intelektual.

2.6    Pengaruh Anemia Pada Kehamilan dan Janin
Menurut Rustam Mochtar, anemia sangat berpengaruh terhadap kehamilan dan janin:
2.6.1   Bahaya selama kehamilan
1.           Dapat terjadi abortus
2.           Persalinan prematuritas
3.           Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4.           Mudah terjadi infeksi
5.           Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)
6.           Molahidatidosa
7.           Hiperemisis gravidarum
8.           Perdarahan anteparum
9.           Ketuban pecah dini.
2.6.2   Bahaya selama persalinan
1.    Gangguan his, kekuatan waktu mengejan
2.    Kala pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat terjadi partus terlantar
3.    Kala dua berlangsung lama, sehingga dapat melelahkan
4.    Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri
5.    Kala empat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
2.6.3   Bahaya pada saat nifas
1.    Terjadi sub involusi uteri meliputi perdarahan post partum
2.    Memudahkan infeksi puerperium
3.    Pengeluaran ASI berkurang
4.    Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
5.    Anemia kala nifas
6.    Mudah terjadi infeksi mamae
2.6.4   Pengaruh anemia terhadap janin
Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya, sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metebolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Bahaya anemia terhadap janin :
1.    Abortus
2.    Terjadi kematian intrauterin
3.    Persalinan prematuritas tinggi
4.    BBLR
5.    Kelahiran dengan anemia
6.    Dapat terjadi kelainan
7.    Bayi mudah mendapatkan infeksi sampai kematian perinatal
8.    Intelegensia rendah

2.7    Diagnosis Anemia pada Kehamilan
Menurut Arif Mansjoer, untuk menegakkan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan tersebut dapat digunakan alat sahli. Klasifikasi Derajat Anemia Menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani W, dan Haribowo A S, (2008) :
1.                Normal, bila Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
2.                Ringan, bila Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
3.                Sedang, bila Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
4.                Berat, bila Hb < 6,00 gr%

2.8    Pengobatan Anemia dalam Kehamilan
Pengobatan anemia dalam kehamilan dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit, pengobatan infeksi untuk cacing relatif mudah dan murah,. Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat. Contoh preparat besi lainnya arralat , beosanbe, iberet, vitonal dan hemaviton. Semua preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas, mengonsumsi suplemen penambah zat besi juga bisa membantu mencegah dan mengatasi anemia. Tetapi sebaiknya tidak bergantung pada obat atau suplemen tambah darah saja, yang paling penting adalah menjaga pola makan yang baik dengan mengonsumsi bahan makanan yang kaya asam folat dan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah yang dapat diperoleh dari daging, sayuran hijau dan susu.

2.9    Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.

BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN

3.1    Data Subjektif
3.1.1   Biodata
Nama            : Berisi nama klien untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan pasien dan pada ibu hamil nama suami juga perlu ditanyakan
Umur            : Untuk mengetahui apakah usia ibu termasuk dalam kelompok beresiko tinggi atau tidak. Usia reproduksi yang baik antara 20-35 tahun
Pekerjaan      : Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pekerjaan ibu pada kehamilannya
Pendidikan   : Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu berkaitan dengan bagaimana cara kita memberi asuhan
Agama          : Untuk mengetahui kebiasaan ibu berkaitan dengan agama yang dianut
Suku/Bangsa   : Untuk mengetahui apa saja kebiasaan ibu saat hamil berkaitan dengan sosial budayanya
Alamat          : Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan bagaimana lingkungan sekitar
3.1.2   Keluhan Utama
Berisi tentang keluhan yang dirasakan ibu, biasanya pada ibu anemia yang dirasakan yaitu, lemah, letih, loyo, cepat lelah, cepat ngantuk.
3.1.3   Riwayat Menstruasi
HPHT           : Hari Pertama Hid Terakhir. Digunakan untuk menentukan usia kehamilan
Menarche      : Kapan pertama kali ibu mendapat menstruasi. Biasanya antara usia 12-14 tahun
Siklus            : Biasanya antara 28-35 hari
Lama            : 7 hari
Teratur/tidak
Warna  Darah : Merah encer
Dysmenorrhea   : Nyeri pada saat  haid
Fluor Albus  : Keputihan
Bau               : Normalnya tidak berbau
Warna           : Biasanya putih kental
Gatal/tidak

3.1.4   Riwayat Obstetri
Berisi riwayat kehamiln ibu yang lalu. Berisi: jumlah anak, jenis kelamin, penolong persalinan, jenis persalinan, berat badan, anak saat lahir dan umur anak sekarang
3.1.5   Riwayat Kehamilan ini
Berisi tentang keluhan yang dirasakan ibu mulai dari Trimester I, II, III, gerakan janin pertama kali dirasakan usia kehamilan keberapa dan kapan gerakan anak terakhir kali dirasakan.
3.1.6   Riwayat Penyakit
1.    Riwayat Penyakit Ibu
Meliputi riwayat penyakit ibu apakah ibu pernah menderita penyakit DM, Hepatitis, Jantung, Hipertensi
2.    Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi riwayat penyakit keluarga apakah pernah menderita penyakit DM, Hepatitis, Jantung, Hipertensi dan apakah ada riwayat gemeli
3.    Riwayat PsikoSosial
Mengkaji tentang keadaan psikis klien saat ini, hubungan klien dengan keluarga atau tetangga, bagaimana kehamilannya saat ini diharapkan atau tidak. Jika kehamilan diharapkan jenis kelamin yang diinginkan laki-laki atau perempuan. Tanyakan pula pernikahan yang sekarang pernikahan keberapa.
4.    Pola Nutrisi
Hal yang perlu dikaji adalah kapan terakhir kali ibu makan dan minum. Hal ini perlu ditanyakan karena makanan dan minuman merupakan satu faktor penting yang dibutuhkan saat persalinan
5.    Pola Eliminasi
Hal yang perlu dikaji adalah kapan terakhir kali ibu BAK dan BAB. Hal ini perlu ditanyakan karena apabila kandung kemih penuh dapat menghambat proses penurunan kepala bayi
6.    Pola Istirahat
Hal yang perlu dikaji adalah kapan terakhir kali ibu istirahat. Istirahat sangat dibutuhkan ibu dalam menghadapi persalinan, agar kuat saat persalinan nanti.

3.2    Data Objektif
Keadaan Umum   : Menilai keadaan umum ibu lemah atau tidak
Kesadaran                        : Umumnya baik
TTV     : S     : Suhu normal yaitu 36,5oC - 37,5oC. Jika lebih dari 38oC maka kemungkinan infeksi.
             TD   : Tekanan darah normal ibu hamil 110/70 mmHg – 120/80 mmHg. Dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre eklampsi dan eklampsi jika tidak ditangani dengan cepat
                N  :    Dalam keadaan santai, denyut nadi normal sekitar 60-80 x/menit
               BB :    Penambahan berat badan ibu dari awal sampai akhir kehamilan adalah 6,5-16,5 kg
               Lila     :  Diperiksa pada tangan sebelah kiri, normalnya 23,5 cm. Jika kurang dari 23,5 cm merupakan indikator status gizi kurang
               TB :    Normalnya >145 cm, jika >145 beresiko tinggi
1.    Inspeksi
Wajah           : Tampak Chloasma gravidarum (kadang ada atau tidak) dan kelembaban/oedem. Pada ibu yang mengalami anemia, biasanya wajahnya pucat
Mata             :  Bentuk simetris, konjungtiva pucat yang menandakan anemia, sklera normal berwarna putih (bila kuning menandakan ibu menderita hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitis), kelopak mata normal/tidak bengkak (jika bengkak kemungkinan adanya pre eklampsia)
Mulut            :  Adakah sariawan, bagaimana kebersihannya. Biasanya mukosa bibir kering pada ibu dengan anemia
Gigi dan Lidah  :  Adakah caries atau keropos menandakan ibu kekuragan kalsium. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi
Leher            : Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran kelenjar lymfe dan bendungan vena jugularis
Payudara      : Normalnya simetris, bersih, hyperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol, vena membayang, bekas operasi, kelenjar montgomery menonjol, kolostrum sudah keluar/belum
Perut             :  Normal terdapat linea nigra, striae livide dan terdapat pembesaran abdomen ke depan. Pigmentasi dinding abdomen, bekas luka operasi, bekas Sectio Caesaria atau bekas operasi lainnya (Manuaba, 2007)
Vulva            :  Normal tidak ada varises, oedem, condiloma lata dan condiloma aquaminata dan infeksi kelenjar bartholini. Pengeluaran fluor albus juga diperhatikan
Anus             :  Normalnya tidak ada hemorhoid
Tungkai        :  Normal simetris dan tidak ada oedem.
2.    Palpasi
Leher            :  Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar lymfe, pembesaran kelenjar thyroid, bendungan vena jugularis
Dada             :  Untuk mengetahui pada payudara ada massa atau tidak, kolostrum sudah keluar atau belum
Abdomen     :
Leopold I     : Menentukan tinggi fundus uteri, menentukan bagian yang terdapat pada fundus.
Leopold II    : Menentukan letak punggung dan bagian kecil janin
Leopold III  : Menentukan bagian yang terdapat pada bagian bawah uterus dan apakah masih dapat digerakkan.
Leopod IV   :  Menentukan seberapa dalam bagian terendah yang telah masuk PAP
HIS               : perlu dihitung berapa kali HIS yang dialami dalam waktu 10 menit. HIS yang teratur serta lama dapat menunjukkan tanda-tanda inpartu
3.    Auskultasi
DJJ normal: 120-152 x/menit.
4.    Pemeriksaan Khusus
VT dilakukan untuk  mengetahui kemajuan persalinan
5.    Pemeriksaan Penunjang
Pada ibu dengan anemia, saat dilakukan tes laboratorium atau dengan menggunakan Hb Sahli, didapatkan hasil sebagai salah satu dibawah ini:
Ringan, bila Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
Sedang, bila Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
Berat, bila Hb < 6,00 gr%
3.3    Assasement
3.3.1   Diagnosa Aktual
GPAPIAH uk...minggu, tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterine/ekstrauterine, letak kepala/lintang/bokong, kesan/keadaan jalan lahir baik/tidak, KU ibu dan janin baik/tidak, inpartu kala I fase laten/aktif dengan anemia.
3.3.2   Masalah
Sesuai dengan kondisi ibu yang menyangkut keadaan biopsikososio, kultural, spiritual
3.3.3   Diagnosa Potensial
1.    Infeksi
2.    Gangguan his, kekuatan waktu mengejan
3.    Kala 1 lama
4.    Kala 2 lama
5.    Retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri
3.3.4   Kebutuhan Tindakan Segera
1.      Kolaborasi
2.      Rujukan
3.4    Planning
1.    Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ dengan informasi yg jelas dapat memudahkan pemberian asuhan
2.    Memberitahu ibu bahwa kondisinya saat ini sangat membahayakan bagi ibu dan janin
R/ dengan mengerti kondisi yang dialaminya dan mengerti resiko yang akan diderita, dapat memudahkan penatalaksanaan selanjutnya
3.    Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis dengan cara menganjurkan salah satu anggota keluarga terutama suami untuk menemani ibu selama proses persalinan
R/ dukungan psikologis dari keluarga atau suami dapat memperbaiki psikis ibu, sehingga dapat mempercepat proses persalinan
4.    Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang kemudian dihembuskan pelan-pelan bila kenceng-kenceng timbul
R/ nafas panjang dan dalam dapat mengurangi nyeri yang dirasakan ibu
5.    Menganjurkan ibu untuk BAK bila terasa ingin BAK
R/ kandung kemih penuh dapat menghambat majunya persalinan
6.    Kolaborasi dengan dokter Obsgyn untuk tindakan selanjutnya
R/ melakukan kolaborasi untuk menghindari pelanggaran wilayah kewenangan bidan

 
BAB 4
TINJAUAN KASUS

4.1    Data Subjektif
MKB Tanggal                  : 19-04-2011                Jam                  : 16.00 WIB
Oleh                                 : Ananda Dita M.        No Register     : 517/11
Tanggal Pengkajian          : 19-04-2011, 16.00 WIB
Tempat                             : Puskesmas Jagir
4.1.1   Identitas


Nama Ibu     : Ny. M
Umur            : 28 tahun
Pendidikan   : SMP
Pekerjaan      : IRT
Agama          : Islam
Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia
Alamat          : Gunungsari I/64, Surabaya
Nama Suami : Tn. A
Umur            : 30 tahun
Pendidikan   : SD
Pekerjaan      : Wiraswasta
Agama          : Islam
Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia
Alamat          : Gunungsari I/64, Surabaya


4.1.2   Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng-kenceng sejak jam 12.00 (19 April 2011) dan sudah keluar lendir darah. Ibu mengatakan tidak pusing tapi agak lemas saja
4.1.3   Riwayat Menstruasi


Menarche      : 12 thn
Siklus            : 28 hari
Lama            : 7 hari
Teratur/tidak : teratur
Warna  Darah : Merah encer
Dysmenorrhea   : tidak
HPHT           : 19-07-2010
Fluor Albus  : tidak


4.1.4   Riwayat Obstetri

4.1.5   Riwayat Kehamilan Sekarang
Klien mengatakan bahwa kehamilan ini adalah kehamilan yang ke 4 dengan usia kehamilan 9 bulan, dengan keluhan pada :
Trimester I    : mual, muntah, pusing
Trimester II   : pusing
Trimester III : nyeri pinggang
Riwayat ANC
Tempat               : Puskesmas Jagir
Sebanyak           : 5 kali
Pergerakan anak terakhir dirasakan jam 15.55 WIB tanggal 19-04-2011
4.1.6   Riwayat Penyakit
1.    Riwayat Penyakit Ibu
Ibu mengatakan tidak punya penyakit DM, Hipertensi, Hepatitis, Jantung, TBC, Asma
2.    Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang punya penyakit DM, Hipertensi, Hepatitis, Jantung, TBC, Asma dan tidak ada riwayat gemeli
3.    Pola Nutrisi
Makan terakhir       : tanggal 19-04-2011, jam 12.00 WIB
Berupa                    : nasi, lauk, sayur
Minum terakhir       : tanggal 19-04-2011, jam 15.40 WIB
Berupa                    : air putih
4.    Pola Eliminasi
BAK terakhir         : tanggal 19-04-2011, jam 15.50 WIB
BAB terakhir          : tanggal 19-04-2011, jam 11.00 WIB
5.    Pola Istirahat
Istirahat terakhir tanggal 19-04-2011, jam 09.00 WIB
Selama 1 jam
Selama HIS bisa istirahat atau tidak : tidak
6.    Pola Kebiasaan Selama Hamil

Merokok                 : tidak
Alkohol                  : tidak
Narkoba                  : tidak
Obat-obatan           : tidak
Jamu-jamuan                      : tidak
Binatang peliharaan            : tidak


7.    Riwayat Sosial Budaya
Kehamilan ini diinginkan/tidak      : diinginkan
Kebiasaan keluarga jika menghadapi persalinan    : keluarga berdoa pada Tuhan YME agar diberi kemudahan

4.2    Data Objektif
4.2.1   Pemeriksaan Umum
Kesadaran          : compos mentis
Tensi                  : 110/70 mmHg                                   BB       : 64 kg
Nadi                   : 80 x/menit                                         TB       : 156 cm
RR                     : 20 x/menit                                         Lila      : 26,5 cm
Suhu                  : 36,9 oC
4.2.2   Pemeriksaan
1.    Inspeksi
Muka                      : Oedem          : tidak              Pucat   : ya
Mata                       : Konjungtiva  : pucat             Sklera  : putih
Mulut                      : Mukosa bibir : kering            Stomatitis        : tidak
  Karies gigi     : tidak
Leher                      : Bendungan vena jugularis     : tidak
                                 Pembesaran kelenjar lymfe   : tidak
                                 Pembesaran kelenjar tyroid   : tidak
Dada                       : simetris
Payudara                : bersih,            Areola mammae          : ada hiperpigmentasi
Puting susu             : menonjol
Perut                       : Striae : albican           Linea   : nigra 
  Bekas Op/SC            : tidak
Genetalia                : Vulva Dan Vagina    : tidak oedem,
   tidak ada condyloma lata
                                 Keluaran                    : lendir darah
Anus                       : Hemorhoid                : tidak
Ekstremitas             : Ekstremitas atas        : tidak oedem
                                 Ekstremitas bawah    : tidak oedem dan tidak varises
2.    Palpasi
Leher                      : Bendungan vena jugularis     : tidak
                                 Pembesaran kelenjar lymfe   : tidak
                          Pembesaran kelenjar tyroid   : tidak
Payudara                : Massa            : tidak ada
  Colostrum     : sudah keluar
Abdomen               : TFU   : 31 cm
Leopold I               : pada fundus teraba bulat, lunak, tidak lenting
Leopold II             : pada perut sebelah kanan teraba bagian keras memanjang seperti papan, pada perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil
Leopold III            : pada bagian terbawah teraba bagian bulat, keras, tidak dapat digoyangkan. Sudah masuk PAP
Leopod IV               :  divergen
Palpasi WHO           : 3/5
HIS                          : 2x30”
3.    Auskultasi
DJJ             : 11-12-11 (136 x/mnt).
Terdengar jelas di   : punctum proximum kanan
4.    Perkusi
Reflek Patella         : +/+
5.    Pemeriksaan Khusus
VT tanggal 19-04-2011 jam 16.15 WIB oleh bidan, Ø 3 cm, eff 50 %, konsistensi lunak, ketuban utuh, presentasi kepala, denominator UUK, Hodge I+, Moulage O
6.    Pemeriksaan Penunjang
Darah          : Hb     : 7,2 gr %
 
4.3    Assasement
1.    Diagnosa Aktual
G4P30003 uk 39/40 minggu, tunggal, hidup, intrauterine, letak kepala, inpartu kala I fase laten, keadaan jalan lahir baik, KU ibu dan janin baik dengan anemia sedang
2.    Masalah
Ibu khawatir dengan kondisinya

4.4    Planning
16.15      Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
E/ ibu mengerti tentang kondisi yang dialaminya
16.20   Memberitahu ibu bahwa kondisinya saat ini sangat membahayakan bagi ibu dan janin
E/ ibu dapat menjelaskan kembali mengenai resiko-resiko yang mungkin akan terjadi pada persalinannya
16.25      Melibatkan keluarga dan suami dalam memberikan dukungan psikologis
E/ ibu sudah ditunggui suaminya
16.30      Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang kemudian dihembuskan pelan-pelan bila kenceng-kenceng timbul
E/ ibu bersedia menenangkan diri dengan menarik nafas panjang saat ada kontraksi
16.45      Kolaborasi dengan dokter Obsgyn untuk tindakan selanjutnya
E/ advis dokter            : lakukan rujukan
                                             Informed consent keluarga terlebih dahulu
                                             Pro infus bila ibu merasa lemah
17.05      Menjelaskan pada keluarga kondisi yang dialami ibu dan memberikan keluarga informed consent untuk tindakan rujukan
E/ keluarga mengerti kondisi ibu dan bersedia menandatangani informed consent
17.30      Melakukan rujukan dengan BAKSOKU
E/ ibu sudah dirujuk ke RSUD Dr Soetomo

Tidak ada komentar: